1. Posisi tangan dan tubuh
Percaya atau tidak, cara termudah dan termurah untuk menghindari foto menjadi blur atau goyang adalah dengan memperbaiki posisi tangan dan tubuh kita pada saat memotret apabila tidak menggunakan alat bantu seperti tripod. Genggam kamera dengan mantap tapi tetap nyaman di jari dan telapak tangan serta pergelangan tangan. Kemudian biasakan tempel siku ke badan. Hal ini akan membuat posisi lengan seolah-olah menjadi tripod dengan bertumpu pada badan kita. Dengan cara seperti ini maka kamera “tidak akan menggantung”. Last but not least, posisi badan jangan terlalu membungkuk ke depan, malah ada beberapa fotografer yang cenderung menarik torso (pinggang ke atas) agak ke belakang sehingga titik pusat gravitasi tubuh lebih terjaga dan stabil. Beberapa fotografer memiliki cara dan gaya sendiri dalam menghandle kamera, temukan gaya dan cara Anda sendiri namun pastikan kamera dalam posisi stabil dan nyaman.
2. Sesuaikan Shutter Speed dengan Focal Length lensa
Semakin panjang focal length lensa maka ia akan semakin sensitif terhadap gerakan. Patokan yang paling mudah adalah dengan tidak memilih shutter speed lebih lambat dari 1/focal length lensa. Contoh, apabila Anda menggunakan lensa 200mm maka shutter speed diusahakan tidak lebih lambat dari 1/200 detik. Gunakan shutter speed lebih cepat dari 1/200 seperti 1/250, 1/300 dst.
3. Aktifkan fitur stabilizer
Teknologi kamera digital pada saat ini telah mengenal fitur stabilizer yang akan membantu menstabilkan komponen kamera dari getaran atau gerakan kecil. Pada saat ini ada dua jenis teknologi stabilizer, yaitu yang ditanamkan pada lensa seperti fitur IS (Image Stabilizer) pada Canon dan VR (Vibration Reduction) pada Nikon. Dan yang ditanamkan pada body kamera seperti pada body kamera Olympus dan Sony Alpha. Periksa lensa dan kamera Anda apakah ada fitur seperti ini dan kemudian aktifkan. Namun perlu diingat fitur ini bekerja dengan efektif ketika kamera dipegang dengan tangan (handheld), apabila ditaruh di bidang solid atau menggunakan tripod fitur ini malah tidak bekerja dengan baik. Sekali lagi cek manual lensa dan body kamera untuk lebih memahami fitur ini pada peralatan fotografi milik Anda.
4. Hati-hati dengan Depth of Field yang tipis
Apabila Anda menggunakan pilihan aperture yang besar (lebih besar dari f/2.8) maka bidang yang fokus secara paralel dengan kamera menjadi sangat tipis. Jadi pastikan subjek foto dan diri Anda sendiri tidak bergerak maju mundur agar tetap berada dalam bidang fokus. Kecuali tentu saja Anda menyesuaikan pilihan aperture Anda atau merubah titik fokus yang baru.
5. Cerdik menggunakan fitur Focus Lock dalam pre-compose
Hal ini adalah yang paling sering diabaikan dan dilupakan oleh banyak fotografer. Biasanya ketika memotret kita akan melakukan pre-compose di viewfinder kamera, dan setelah yakin dengan titik fokus yang kita inginkan kita akan menekan shutter release halfway untuk lock focus pada titik tersebut. Namun sebelum kita menekan tombol shutter penuh kadang terjadi hal sebagai berikut: kita meminta subjek untuk berubah posisi atau kita melakukan tilt (memiringkan) kamera untuk melakukan composing lagi. Hal ini pada kasus tertentu terutama dengan pilihan aperture besar akan mengakibatkan misfocus karena titik fokus meleset atau berubah. Ada baiknya ketika kita sudah yakin dengan pre-compose yang kita lakukan kemudian melakukan focus lock tidak ada lagi perubahan yang drastis untuk menghindari hal ini terjadi.
6. Gunakan tripod, remote shutter release dan fitur Timer.
Alat fotografi yang sudah sangat dikenal ini membantu kamera berada dalam posisi stabil selama proses pengambilan gambar. Apabila Anda menggunakan pilihan shutter speed yang lambat maka tripod cukup membantu agar kamera tidak shake selama shutter terbuka. Pada contoh ekstrem ketika menggunakan pilihan shutter speed yang sangat lambat, maka sudah semestinya ketika menggunakan Tripod maka seharusnya Anda menggunakan remote shutter release atau paling tidak dengan menggunakan fitur Timer di kamera Anda. Kenapa? Mari kita asumsikan Anda menggunakan shutter speed 30 detik, maka Anda tentu perlu menggunakan tripod agar selama 30 detik tersebut kamera berada dalam keadaaan statis. Namun yang Anda lakukan setelah memilih shutter speed Anda menekan tombol shutter dengan menggunakan jari, hal ini akan berakibat terjadi vibrasi pada kamera karena terjadi kontak fisik dengan jari yang menekan shutter. Karena itu disarankan Anda menggunakan remote shutter release (alat untuk menekan tombol shutter tanpa menyentuh kamera) baik yang wireless atau wired. Apabila Anda tidak memiliki alat ini, cara termudah adalah dengan menggunakan fitur Timer di kamera sehingga Anda tidak perlu menekan tombol shutter. Dengan demikian tidak terjadi vibrasi yang diakibatkan jari Anda menekan tombol di kamera
Tidak ada komentar:
Posting Komentar